Anik Cha

Renungan Hidup, Cerpen, dan berbagai cerita masa lalu

          Papi, Mami dan Tukang Kebun adalah cerita FTV sinema wajah Indonesia yang ditayangkan SCTV. Biasanya saya tidak begitu tertarik dengan FTV. Karena sedang tidak ada kerjaan, saya membaca buku sambil melihat televisi. Ternyata ada pelajaran berharga dari cerita tersebut dan membuat saya tertarik untuk menuliskannya di sini. Dan beberapa minggu setelah tulisan ini saya posting, FTV karya Dedi Mizwar ini ternyata mendapat penghargaan SCTV AWARD. Brarti FTV ini memang benar-benar bagus

          FTV ini menceritakan sebuah keluarga yang harmonis dengan 3 orang anak. Si Papi dulunya menjadi anggota DPR, sekarang menjadi pejabat di departemen energi. Suatu hari Si Papi berulang tahun, Si Mami membuat pesta kejutan untuk Si Papi dengan mengundang keluarga dan teman-teman Si Papi. Setelah acara selesai, salah seorang teman Si Papi menelepon meminta maaf tidak bisa datang dan dia telah mengirimkan kado yang berupa amplop. Si Mami berpikir pasti kado tersebut berisi segepok uang, lalu Si Mami menyuruh pembantunya mencari kado tersebut di antara tumpukan kado yang lain. Tetapi pembantunya tidak menemukan kado yang berupa amplop. Si Mami kemudian mencari Si tukang kebun. Ketika Si Mami menemukan tukang kebun menuntun sepedanya dan berkata bahwa dia akan memompa ban sepedanya yang gembos padahal tukang kebun masih dibutuhkan untuk membantu beres-beres. Mami jadi curiga karena wajah tukang kebun dalam keadaan gugup ketika bertemu Mami dan di tasnya terdapat sesuatu. Si Mami menceritakan kejadian tersebut kepada Si Papi dan dua anaknya pada saat makan bersama. Anak ketiga sedang senang-senangnya main facebook dan telepon dengan temannya sehingga jarang ikut makan bersama.
           Berhari-hari mereka mengawasi gerak-gerik tukang kebun dan mencari tahu tentang tukang kebun ke kelurahan dan kecamatan, kebetulan tukang kebun memang tidak tinggal di rumah mereka, pagi datang dan sore pulang. Kesimpulannya keluarga tersebut mencurigai tukang kebun yang mengambil amplop tersebut tetapi mereka tidak langsung menginterogasi Si tukang kebun karena takut jika dugaan mereka salah dan tidak tega melihat wajah tukang kebun yang begitu polos.
           Suatu hari mereka membahas masalah tersebut pada saat makan bersama. Si anak ke tiga yang jarang ikut makan bersama menjadi bingung, lalu si mami menceritakan kejadian hilangnya kado Si Papi yang berupa amplop. Nah ternyata amplop tersebut disimpan Si anak ke tiga. Pada saat menerima amplop itu dari kurir dia sedang buru-buru lalu memasukkan amplop tersebut ke dalam tasnya dan lupa tidak menyampaikannya kepada Si Papi karena tidak ada yang bertanya tentang amplop itu. Setelah amplop itu diambil dari tas Si anak, Si Papi membuka amplop tersebut. Ternyata isinya bukan uang seperti dugaan Mami tetapi foto kenangan masa lalu Si Papi dan P.Hariyadi teman Papi yang mengirim kado itu. seluruh keluarga tertawa melihatnya, nerhari-hari mencari ternyata isinya hanya foto.
           Cerita tidak berhenti sampai di sini, Si Mami tetap bertanya-tanya kenapa wajah tukang kebun begitu gugup saat melihat Mami. Si Anak ke dua yang hobby mengambil gambar dari handycamnya mengusulkan untuk mencari pembuktian terbalik. Pada ulang tahun kakaknya minggu depan si tukang kebun akan ditugasi tugas yang sama dengan saat ulang tahun Papi, lalu secara sembunyi-sembunyi Si anak ke dua akan mengambil gambar dengan handycamnya. Semua keluarga setuju kecuali Si kakak karena dia ingin ulang tahunnya dirayakan di kafe tetapi demi mencari jawaban rasa penasaran Si Mami, dia akhirnya setuju juga.
          Sesuai rencana pada saat ulang tahun Si kakak, Si anak kedua mengambil gambar pada pesta tersebut. Di tengah-tengah pesta tiba-tiba Si tukang kebun berpamitan pulang, di tasnya yang tergantung di sepeda terdapat sesuatu. Si anak ke dua mengikuti tukang kebun dari belakang sambil mengambil gambar.
          Malam harinya Si Papi da Mami bertanya kepada anak ke dua mengapa dia tiba-tiba menghilang saat pesta kakaknya. Si anak ke dua berjanji akan menjelaskan semuanya besok malam setelah papi pulang kantor karena saat ini dia sangat mengantuk. Dengan rasa penasaran Papi dan Mami menuruti kemauan Si anak.
          Besok malam setelah makan malam semua anggota keluarga berkumpul termasuk Si pembantu. Anak ke dua memutarkan film hasil karyanya, dimulai saat Si papi diwawancarai wartawan, Si Papi dengan berapi-api berjanji akan memperhatikan kehidupan rakyat kecil. Seluruh keluarga bertepuk tangan untuk Papi mereka yang hebat. Kemudian gambar saat ulang tahun Papi, Si tukang kebun bertugas menjaga es krim. Karena ramai dikerubuti anak-anak kecil, tak sengaja ada es krim yang tumpah. Si tukang kebun memungut es krim yang tumpah itu. Saat ulang tahun Si Kakak, Si Tukang kebun kembali bertugas menjaga es krim, tak sengaja pula ada anak kecil yang menumpahkan es krim. Si tukan kebun pulang naik sepeda dengan bungkusan di tas. Rumah tukang kebun di gang sempit yang kumuh. Sampai di rumah dia disambut istri da anak-anaknya. Si tukang kebun mengeluarkan bungkusan plastik berisi es krim yang sudah mencair dan diberikan kepada anak-anaknya. Anak-anak itu sangat gembira. Sebelum minum es krim, Si Ibu mengajak berdoa dan Si tukang kebun mengajak anaknya mengucapkan terima kasih kepada yang memberi es krim yaitu kakak yang sedang berulang tahun.
         Seluruh keluarga menangis melihat kejadian tersebut. terjawab sudah mengapa tukang kebun gugup ketika bertemu mami dan pergi saat dia masih dibutuhkan. Ternyata dia memungut es krim yang jatuh untuk diberikan kepada anaknya dan buru-buru pulang agar es krim tersebut tidak keburu cair walaupun kenyatannya saat sampai di rumah, es krim sudah mencair.
         Si Papi tidak kuasa dan meninggalkan ruangan, teringat janjinya saat diwawancarai wartawan bahwa dia akan memperhatikan rakyat kecil. Ternyata orang terdekatnya yaitu tukang kebunnya sendiri yang hidup di bawah garis kemiskinan luput dari perhatiaanya.
          Kita mungkin juga mengalami hal seperti cerita di atas. Menggembor-gemborkan sedekah, memberi bantuan ke orang-orang atau lembaga yang jauh dari kita. Sementara tetangga dekat kita, sodara sendiri kita tidak kita perhatikan. Bahkan yang kita beri ternyata orang yang tidak membutuhkan dengan harapan kita mendapat sesuatu dari orang tersebut. Mudah-mudahan kita segera tersadar dari kekhilafan ini. Ternyata kita jauh lebih beruntung dari orang-orang di sekitar kita. Marilah kita berbagi dimulai dari orang terdekat kita yang membutuhkan kemudian orang yang jauh dari kita, tentu saja yang membutuhkna bantuan kita. Semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya maupun pembaca pada umumnya. Amin   

2 komentar:

Oalah... saya juga lihat lho film ini, lak dibintangi oleh Sandy Nayoan yang dulunya jadi Midun dalam film "Sengsara membawa Nikmat" se???
Saya juga suka banget ma film FTV, pokok'e bergizi banget deh! :)

terima kasih artikelnya.
tidak seperti ftv lainya. ide cerita, penggarapan semua bagus.
sempat lihat waktu tayang ulang tp ketiduran. sampai nangis bacanya

Posting Komentar