Anik Cha

Renungan Hidup, Cerpen, dan berbagai cerita masa lalu

                   Saya mengajar SD kelas 2. Pada mata pelajaran IPS terdapat materi tentang silsilah keluarga. Saya meminta siswa untuk membuat silsilah keluarganya. Saya juga biasa bertanya kepada siswa tentang keluarganya. Suatu hari saya bertanya kepada salah seorang siswa, sebut saja namanya Putri, dari silsilah keluarga yang dibuatnya saya mengetahui jika ayahnya sudah meninggal, jumlah kakaknya 2 orang. Putri dan kakaknya yang pertama sekolah di tempat saya mengajar. Saya bertanya mengapa kakaknya yang nomor 2 tidak sekolah di sini juga. Apa jawaban Putri? Kakaknya yang nomor 2 tuna rungu dan bersekolah di SLB. Deg, jantung saya rasanya berhenti berdetak. Saya membayangkan seorang ibu dengan 3 orang anak dan yang seorang cacat, suaminya sudah meninggal, betapa beratnya perjuangan ibu tersebut demi anak-anaknya.  Dalam hati saya mencaci diri saya sendiri, guru macam apa saya? Tidak peduli dengan kondisi siswanya. Cerita Putri telah membuka hati saya. Sejak saat itu setiap bulannya saya menyisihkan sedikit(kenapa sedikit? Saya masih itung-itungan alias pelit he...he) dari gaji saya untuk Putri dan beberapa anak yatim di sekolah saya.

                Pada tanggal 30 Juni 2011 saya berniat mengikuti seminar di Gramedia Expo di Surabaya. Ketika menunggu bus, saya bertemu dengan ibunya Putri. Ternyata ibunya Putri juga akan mengikuti seminar yang sama dengan saya. Saya bertanya apakah beliau mendapat informasi dari koran karena saya tahunya kalo ada seminar. Ibu tadi menjawab dari email. Dalam hati saya berpikir jika beliau punya email berarti mengerti tentang internet. Di dalam bus kami ngobrol tentang Blog dan Face Book. Beliau berkata jika Indonesia merupakan pengguna FB terbanyak no 2 di dunia. Sayang kan jika keuntungannya masuk kantong pemilik FB yag tentu saja bukan Indonesia pemiliknya. Kemudian beliau memberikan sebuah alamat website www.moxercity.net. Website  buatan beliau dan seorang rekannya tersebut berisi jejaring sosial semacam FB, pendidikan dan lain-lain. Beliau bercerita tentang rumit dan sulitnya biaya dalam membuat website tersbut dan tentu saja saya tidak begitu nyambung dengan obrolannya he...he. Istilah-istilah baru tentang internet membuat saya harus bertanya lagi apa maksudnya agar saya sedikit nyambung dengan pembicaraannya. Banyak rencana ke depan tentang website tersebut namun terbentur biaya yang tidak sedikit. selain website www.moxercity.com, ibu tersebut memiliki beberapa blog dan bisnis online. Dari penghasilan blog dan bisnis onlinenya beliau bisa menghidupi anak-anaknya. Sedangkan websitenya belum menghasilkan bahkan masih memerlukan biaya yang tidak sedikit karena masih merintis. Saya tecengang, takjub dan heran dibuatnya. Seorang ibu yang penampilannya sederhana seperti ibu rumah tangga pada umumnya ternyata seorang hacker, blogger, dan pemilik website. Beliau juga menawarkan kepada saya untuk datang ke rumahnya jika ingin belajar cara memasang iklan di blog agar blog kita menghasilkan uang dan belajar tentang bisnis dunia maya yang lain.
           Dari obrolan saya dengan ibunya Putri saya dapat menarik kesimpulan bahwa kita jangan memandang orang lain dari penampilannya atau casingnya saja. Orang yang berpenampilan sangat sederhana ternyata otaknya genius. Kadang orang yang penampilannya menarik dan meyakinkan eh ternyata otaknya kosong bahkan yang lebih parah hatinya juga bobrok. Mudah-mudahan saya dan pembaca semua bukan termasuk kriteria penampilan oke, otak kosong dan hati bobrok. Mudah-mudahan kita termasuk orang dengan fisik kinclong, otak cemerlang dan hati bersinar. AMIN

0 komentar:

Posting Komentar