Anik Cha

Renungan Hidup, Cerpen, dan berbagai cerita masa lalu

           Uang.... uang .... uang....! Berbagai cara dilakukan untuk mendapatkan uang, baik dengan cara yang halal maupun yang tidak halal. Dengan cara terhormat atau dengan cara biadab. Benarkah kita memang benar- benar membutuhkan uang? Dahulu sebelum mengenal uang, orang melakukan barter untuk memenuhi kebutuhannya. Karena kurang efektif, kemudian orang memakai benda-benda berharga seperti emas, perak, kulit binatang dll sebagai alat tukar. Benda-benda yang digunakan sebagai alat tukar tersebut kemudian disebut uang barang. Ternyata uang barang juga kurang efektif karena sulit dibawa ke mana- mana. Kemudian dibuatlah uang kertas dan uang logam. Dari sejarah uang di atas fungsi uang sebenarnya adalah sebagai alat tukar dan alat pembayaran.
          Menurut Maslow, kebutuhan manusia dibagi menjadi 6, yaitu  kebutuhan fisiologi (phsycological needs, kebutuhan rasa aman ( Safety needs), kebutuhan mendapatkan kasih sayang dan memiliki (needs for belonging and love), kebutuhan memperoleh penghargaan orang (needs for esteem), kebutuhan aktualisasi diri (needs for self actualization), kebutuhan untuk mengetahui dan mengerti (needs to know and understand).
          Teori kebutuhan maslow ternyata tidak mencantumkan uang sebagai kebutuhan manusia. Sebenarnya kita memang tidak terlalu membutuhkan uang karena uang hanyalah sebuah alat untuk membeli atau membayar kebutuhan kita. Kalau semua kebutuhan kita sudah terpenuhi maka kita tidak memerlukan uang lagi. Misalnya perut kita lapar, kalau di hadapan kita ada makanan yang kita inginkan dan halal untuk kita, maka kita tidak perlu uang lagi untuk membeli makanan. Jika kita membutuhkan rumah kemudian ada yang berbaik hati memberikan rumahnya untuk kita, maka kitapun tidak memerlukan uang lagi untuk menyewa atau membeli rumah.
          Namun hidup kita di dunia tidak seperti dalam khayalan, begitu kita ingin sesuatu adagadabra... terwujud. Kita perlu usaha untuk mendapatkan apa yang kita inginkan. Usaha dalam bentuk bekerja maupun berdoa. Namun kebanyakan dari kita (termasuk penulis artikel ini), tujuan bekerja untuk mendapatkan uang. Padahal dari uraian di atas, kita kan tidak terlalu membutuhkan uang. Yang kita butuhkan ya keperluan kita sehari- hari seperti makanan, pakaian, tempat tinggal, kendaraan, pendidikan, kesehatan, rasa aman dll.
            Jadi kenapa kita masih berorientasi pada uang? Kita ubah saja tujuan bekerja kita untuk beribadah. Bukankah dalam Islam bekerja untuk ibadah? Masalah kebutuhan kita, biarlah Allah yang akan mencukupinya, baik melalui gaji kita dari bekerja, untung kita dari berdagang maupun dari cara Allah sendiri yang tidak kita duga. Kalo kita menginginkan mobil ya berdoa saja minta mobil, bukan berdoa minta uang. Seandainya Allah mengabulkan memberi uang sejumlah harga mobil, belum tentu kita bisa memiliki mobil yang kita inginkan. Mungkin uang itu hilang, ada keluarga kita yang sakit sehingga memerlulkan biaya rumah sakit dan banyak cara lagi bagi Allah untuk mengambil uang itu jika memang Dia belum mengijinkan kita memiliki mobil.
            Mudah- mudahan artikel ini bermanfaat bagi pembaca maupun bagi penulis agar kita tidak terlalu berorientasi pada uang. Amin. Jika ada kesalahn penyampaian itu karena keterbatasan pengetahuan penulis.

 

0 komentar:

Posting Komentar